Posts

Showing posts from February, 2019

PERINTAH BERTAKWA DAN MENCARI BEKALAN HARI AKHIRAT

Tafsir Surat Al-Hasyr, ayat 18-20 {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18) وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (19) لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ (20) } Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok  (akhirat),  dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni'surga itulah orang-orang yang beruntung. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu

TAFSIR IBNU KATHIR BERKAITAN AYAT DALIL SAIE

TAFSIR IBNU KATHIR BERKAI TAN AYAT DALIL MENGERJAKAN SAIE إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَخَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ “Sesungguhnya Shafaa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i di antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka Sesungguhnya Allah Mahamensyukuri kebaikan lagi Mahamengetahui.”  (QS. Al-Baqarah: 158) Imam Ahmad meriwayatkan dari Urwah, dari Aisyah radiallahu ‘anha, bahwa ia bertanya, bagaimana pendapatmu mengenai firman Allah Ta’ala:  innash shafaa wal marwata min sya’aa-irillaaHi faman hajjal baita awi’ tamara falaa junaaha ‘alaiHi ay yath-thawwafa biHimaa (“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian ‘dari syi’arAllah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah

TAFSIR YANG BENAR DAN SALAH BERKAITAN RAHMATAN LIL 'ALAMIIN

SERINGKALI  kita mendengar dan membaca bahwa Islam adalah agama Rahmatan Lil ’Alamin. Islam adalah agama perdamaian, yang sangat toleran, penuh dengan kelembutan serta kasih sayang dan tidak mungkin menebarkan kekerasan, terorisme, kebencian dan lain sebagainya. Apa sebenarnya makna rahmatan lil’alamin tersebut? Apa sebenarnya pengertian dan maksud dari kalimat tersebut? Agar kita tidak salah memahami dari kalimat tersebut, mari kita lihat beberapa tafsir dari ayat yang menjadi sumber kalimat tersebut, yaitu Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 107: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107) Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Pengertian Rahmatan Lil’Alamin Menurut Bahasa Berikut adalah arti rahmatan lil’alamin jika ditinjau dari segi bahasa (a

MASJID SYAJARAH (MASJID POKOK)

Masjid Syajarah ataupun dalam bahasa Melayu dikenali sebagai Masjid Pohon merupakan sebuah masjid yang dipercayai dibina di atas tapak tertanamnya sebatang pohon lama yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan menurut al-Azraqy (meninggal dunia pada 244 Hijrah bersamaan 858 Masihi), Masjid Syajarah terletak berhadapan dengan Masjid Jin. Al-Fakihy juga turut berpendapat yang sama, tetapi beliau menambahkan bahawa di sanalah terdapatnya satu pohon di mana Nabi Muhammad memanggilnya lalu pohon tersebut berjalan mendekati Nabi Muhammad. Ibnu Jauzy (meninggal pada tahun 597 Hijrah) pula mengutarakan pendapat bahawa terdapat sebuah Masjid yang terletak di Tanah Tinggi Makkah yang disebut dengan Masjid Syajarah yang berhadapan dengan Masjid Jin (Jinn Mosque). Dikisahkan Bahawa Nabi Muhammad telah memanggil sebuah pohon yang terletak di Masjid Syajarah (sekarang), lalu pohon itu pun dengan segeranya tercabut dari kedudukan asalnya di muka bumi, berjalan mendekati Nabi Muhammad ya